Sabar
Imam al-Baihaqi meriwayatkan di dalam Syu’ab al-Iman [1/47] dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan:
الصبر من الإيمان بمنزلة الرأس من الجسد ، وإذا ذهب الصبر ذهب الإيمان
“Sabar di dalam iman bagaikan kepala di dalam badan. Apabila sabar hilang maka hilanglah iman.”
Imam al-Baihaqi meriwayatkan di dalam Syu’ab al-Iman [1/54] dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan:
الصبر نصف الإيمان ، واليقين الإيمان كله
“Sabar adalah setengah keimanan, sedangkan keyakinan adalah iman seluruhnya.”
Orang yang tidak sholat
Imam al-Baihaqi meriwayatkan di dalam Syu’ab al-Iman [1/52] dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, ketika ditanya mengenai seorang perempuan yang tidak sholat, maka beliau mengatakan:
من لم يصل فهو كافر
“Barang siapa yang tidak melakukan sholat maka dia kafir.”
Imam al-Baihaqi meriwayatkan di dalam Syu’ab al-Iman [1/48] dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan:
من لم يصل فلا دين له
“Barangsiapa yang tidak sholat maka tidak ada agama baginya.”
Iman Abu Bakar
Imam al-Baihaqi meriwayatkan di dalam Syu’ab al-Iman [1/42] dari Umar bin al-Khatthab radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan:
لو وزن إيمان أبي بكر بإيمان أهل الأرض لرجح بهم
“Seandainya iman Abu Bakar ditimbang dan dibandingkan dengan iman seluruh penduduk bumi niscaya ia lebih berat daripada berat iman mereka.”
Saya seorang mukmin [?]
Imam al-Baihaqi meriwayatkan di dalam Syu’ab al-Iman [1/77] dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, ketika itu ada seorang lelaki yang mengatakan, “Saya mukmin.” Maka beliau mengatakan:
قل إني في الجنة ، ولكنا نقول آمنا بالله ، وملائكته ، وكتبه ، ورسله
“Kalau demikian, maka katakanlah bahwa ‘Aku di surga’. Akan tetapi dahulu kami biasa mengatakan: ‘Kami beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan para rasul-Nya.”
Imam al-Baihaqi meriwayatkan di dalam Syu’ab al-Iman [1/82] bahwa ada seorang yang bertanya kepada al-Hasan al-Bashri tentang iman, maka beliau mengatakan:
الإيمان إيمانان ، فإن كنت تسألني عن الإيمان بالله ، وملائكته ، وكتبه ورسله ، والجنة والنار ، والبعث والحساب ، فأنا مؤمن ، وإن كنت تسألني عن قول الله عز وجل : ( إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم . . . ) الآية قرأ إلى قوله ( أولئك هم المؤمنون حقا) فوالله ما أدري أنا منهم أو لا
“Iman itu ada dua macam. Apabila kamu bertanya kepadaku tentang iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab dan rasul-rasul-Nya, surga dan neraka, kebangkitan dan hisab, maka aku adalah mukmin (orang yang mengimaninya). Adapun apabila kamu bertanya kepadaku tentang firman Allah ‘azza wa jalla (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka takutlah hati mereka dst…” hingga firman-Nya, “Mereka itulah orang-orang mukmin yang sesungguhnya.” (QS. al-Anfal: 2-4), maka demi Allah aku tidak tahu apakah aku termasuk di antara mereka ataukah tidak.”
Kesempurnaan iman
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan di dalam Sunannya [2445] dari Mu’adz bin Anas al-Juhani dari bapaknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ وَأَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَنْكَحَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ إِيمَانَهُ
“Barang siapa yang memberi karena Allah, melarang karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah juga karena Allah maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya.” (HR. Tirmidzi, dia mengatakan hadits ini munkar, namun hadits ini dinyatakan sahih menurut kriteria Bukhari dan Muslim oleh al-Hakim dalam Mustadraknya [2643] dan juga dihasankan oleh al-Albani di dalam as-Shahihah [1/113], lihat Shahih wa Dha’if Sunan Tirmidzi [2521])